Category: Artikel
Pahala
Segala sesuatu karya/pekerjaan akan membuahkan hasil, keuntungan atau kerugian, namun pada dasarnya setiap insan melakukan pekerjaan selalu ingin meraih keuntungan, hal ini dapat dilakukan dengan niat yang baik serta ikhlas dan penuh kesabaran , sebagai mana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan : Dari Ibnu Abbas Radhiallahuanhu dari : Rasulullah SAW sebagaimana dia riwayatkan dari Rabbnya yang Maha Suci dan Maha Tinggi :
Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan, kemudian menjelaskan hal tersebut:
Siapa yang ingin melaksanakan kebaikan kemudian dia tidak mengamalkannya, maka di catat di sisi-Nya sebagai satu kebaikan penuh. Dan jika dia berniat melakukannya dan kemudian melaksanakannya, maka Allah mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat bahkan hingga kelipatan yang banyak . Dan jika dia berniat melaksanakan keburukan kemudian dia tidak melaksanakannya maka baginya satu kebaikan penuh, sedangkan jika dia berniat kemudian dia melaksanakannya, Allah mencatatnya sebagai satu keburukan,
(Riwayat Bukhori dan Muslim)Hadits tersebut diatas selalu memberikan keuntungan bagi setiap mu’min yang melakukan pekerjaan/karya yang sesuai ketetapan hukum syari’ah.
Pendidikan adab terhadap Anak
ﻭﺃﺤﺴﻨﻭﺍ ﺃﺪﺍﺒﻬﻢ ﺃﻜﺭﻤﻭﺍﺃﻮﻻﺪﻜﻢ
Muliakanlah anak-anakmu sekalian dan baguskanlah adab2 mereka
“Pendidikan jangan hanya mementingkan kecerdasan intelektualnya semata, tetapi juga membutuhkan pembinaan karakter luhur di kalangan siswa,” kata Praktisi Pendidikan dan Konselor Keluarga Rani Anggraini Dewi pada seminar “Menata Pembinaan Karakter Luhur di Kalangan Siswa” di Jakarta, Senin.
Rani menjelaskan perlunya pembinaan karakter luhur pada siswa harus dikembangkan sejak dini. Dalam masalah ini, katanya, peran orang tua, guru dan dunia pendidikan sangat bertanggung jawab dalam pencapaian tersebut.
“Orang tua jangan hanya memikirkan fisik dan materi saja, tetapi pikirkan juga pendidikan akhlak dan budi pekerti yang sering tertinggal,” katanya.
Kurangnya perhatian pada anak juga merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan dan penyimpangan hak asasi jiwa, sehingga sangat dibutuhkan peran orangtua dalam penanganannya.
“Contoh anak dari keluarga yang orangtuanya bercerai, sering kali timbul masalah yang berkaitan dengan jiwa si anak yang kurang membutuhkan perhatian orangtuanya, sehingga seringkali si anak terlibat masalah, seperti kasus kekerasan atau penganiayaan,” kata Rani.
Kurangnya pengertian terhadap kasus kekerasan membuat masyarakat kurang mengetahui kasus yang sering terjadi di sekolah. Bukan hanya murid tetapi tidak jarang guru sendiri yang melakukan tindak penganiayaan terhadap anak muridnya.
“Tidak jarang guru itu menghina muridnya dengan memberikan julukan dari kondisi anak tersebut, sehingga hal itulah yang akan ditiru oleh muridnya,” kata Dirjen HAM Kementerian Hukum dan Ham (Kemenhukham) Prof Harkristuti Harkrisnowo, yang akrab dipanggil Tuti.
Tuti menjelaskan, jika orang tua sendiri tidak memberikan contoh yang baik terlebih dulu, jangan mengajarkan anak perilaku tersebut karena anak itu meniru apa yang mereka lihat.
“Anak pada dasarnya memiliki keingintahuan dan senang belajar, jika kita mengajarkan yang baik, mereka akan menyerap pelajaran yang baik pula,” kata Tuti.
Seminar pendidikan yang diselenggarakan oleh Yayasan SEJIWA bekerja sama dengan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dan Perpustakaan Nasional RI adalah sebagai momentum peringatan Hari Buku Nasional, Hari jadi IKAPI ke-60 sekaligus Hari Jadi Perpustakaan Nasional ke-30, diharapkan mampu menjadi pijakan para penulis dan penerbit dalam mengupayakan pendidikan pembentukan karakter.
Kebenaran Cinta dan Benci
Cinta dan Benci
A:hover {color: #808080}
karena Allah,
2. Barangsiapa mengutamakan kecintaan Allah atas kecintaan manusia maka Allah akan melindunginya dari beban gangguan manusia. (HR. Ad-Dailami)
3. Paling kuat tali hubungan keimanan ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah. (HR. Ath-Thabrani)
4. Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
5. Cinta berkelanjutan (diwariskan) dan benci berkelanjutan (diwariskan). (HR. Bukhari)
6. Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah hendaklah dia mengamati bagaimana kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan hambaNya dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya. (HR. Al Hakim)
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.